
Tubuh kecil itu kini hanya bisa terbaring lemah di atas kasur tipis. Namanya Adik Kintan, usia baru 9 tahun seharusnya sedang asyik bermain dan belajar,tapi setiap hari ia hanya bisa terlentang di kamar dengan tubuh yang semakin ringkih. Tulangnya menonjol, kulitnya kering, dan tubuhnya nyaris tak memiliki tenaga. Saking rapuhnya, giginya pun bisa patah hanya dengan sedikit sentuhan.
Setiap hari, sang ibu merawat Kintan dengan penuh kesabaran. Ia tidak bekerja karena harus selalu berada di sisi putri kecilnya. Sementara sang ayah hanya seorang OB penginapan dengan penghasilan yang bahkan tidak sampai satu juta rupiah per bulan itupun dibayar secara dicicil oleh pemilik tempat kerja. Dengan penghasilan yang terbatas, mereka hanya bisa memberi Kintan bubur lembek dan makanan yang diblender halus agar bisa tertelan.

Namun, penderitaan Kintan tak berhenti di situ. Mata kanannya sudah tidak memiliki bola mata, dan mata kirinya kini tak lagi bisa melihat. Setiap kali Kintan kesulitan buang air besar, keluar cairan berbau amis dari mata kirinya tanda bahwa tubuh kecil itu sedang berjuang keras melawan rasa sakit yang tak terbayangkan. Tangisan kecilnya setiap malam jadi suara yang menyesakkan hati kedua orang tuanya yang hanya bisa memeluk tanpa daya.

Kisah Kintan bukan sekadar cerita tentang sakit, tapi tentang keteguhan cinta orang tua yang berjuang di tengah keterbatasan. Di balik senyum sabar sang ibu dan kerja keras ayah yang tak pernah menyerah, ada harapan kecil agar Kintan bisa sembuh, bisa duduk, bisa tersenyum seperti anak-anak lain. Mari ulurkan tangan untuk membantu mereka bertahan dalam perjuangan yang tak mudah ini setiap bantuanmu berarti harapan baru bagi hidup Kintan.
Yuk Bantu Adik Kintan Dengan Cara Berikut ini:
1. Klik Tombol Donasi
2. Masukan Nominal Pembayaran
3. Pilih Metode Pembayaran
4. Ikuti Langkah Selanjutnya